

Apa itu Synthetic Biology?
Synthetic biology adalah bidang ilmu multidisipliner yang memungkinkan kamu memerintahkan sel untuk melakukan pekerjaan khusus, mulai dari memproduksi vaksin, membunuh sel kanker, memproduksi bahan bakar, membakar lemak, hingga mengurangi pencemaran logam berat di lingkungan!
Apa Kata Mereka Tentang Synthetic Biology ?
Buat Kamu yang Lebih Suka Nonton
Kami punya sebuah video animasi pendek yang akan menjelaskan ke kamu, apa itu synthetic biology. Enjoy :)
Video animasi kedua ini memberikan kamu gambaran lebih luas tentang synthetic biology. Mulai dari DNA, rekayasa genetika, hingga dunia baru dengan aplikasi synthetic foods, synthetic fuels dan synthetic medicine.
Buat Kamu yang Lebih Suka Baca (komik)
![]() |
---|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Pertama, bukan, komik ini bukan dibuat sama tim UI Synbio. Komik ini dibuat oleh Drew Endy dan Isadora Deese dari MIT synthetic biology working group. Mereka membuat komik ini dengan tujuan memperkenalkan synthetic biology kepada masyarakat.
Gimana? Keren kan komiknya?
Synthetic Biology for Dummies
Frequently Asked Question
Jadi sebenarnya synthetic biology itu apa sih?
ini pertanyaan yang cukup sulit. Setiap pakar bisa jadi punya jawaban yang berbeda-beda dari pertanyaan ini. Tapi secara sederhana, synthetic biology adalah sebuah pendekatan baru yang memungkinkan kita memerintahkan sel hidup untuk melakukan sebuah tugas tertentu. Dengan kata lain, cellular reprogramming.
T
J
Oke, terakhir, sejauh ini terobosan apa aja sih yang udah dihasilkan oleh synthetic biology?
Pada tahun 2003, sekelompok synthetic biologist di J. Craig Venter Institute telah berhasil membuat kromosom yang sepenuhnya sintetik hanya dalam 14 hari. Artinya bakteri yang memiliki kromosom itu samasekali tidak memiliki DNA natural dan sifat-sifatnya sepenuhnya dikendalikan oleh kromosom sintetik tersebut. Kemudian pada Desember 2004, tim peneliti dari Harvard Medical School dan University of Houston menemukan metode sintesis DNA multipleks yang menurunkan biaya produksi DNA menjadi hanya 1 US$ per 20.000 pasang basa. Terakhir, di awal tahun 2006, Dr. Jay Keasling dari Berkeley Center for Synthetic Biology berhasil merubah merubah ragi (yeast) menjadi pabrik kimia untuk menghasilkan low cost Artemisinin, sebuah obat antimalaria baru. Penemuan terakhir inilah yang, menurut WHO, bisa menjadi harapan terbaru untuk memenangkan perang terhadap malaria di seluruh dunia.
T
J
T
J
T
J
T
J
T
J
Bagaimana kita bisa memerintahkan sel untuk melakukan tugas-tugas itu?
Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh sel diatur oleh rentetan asam nukleat yang disebut gen. Gen yang terdapat dalam kromosom memerintahkan sel melakukan banyak hal, mulai dari metabolisme nutrisi, reproduksi, hingga beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk memprogram suatu sel, synthetic biologist mengambil gen pembawa sifat yang diinginkan (gene of interest), merekatkannya kedalam plasmid dan memasukkannya ke dalam bakteri tersebut. Misalnya, synthetic biologist bisa memerintahkan bakteri untuk memproduksi insulin dengan memasukkan gen penghasil insulin ke dalam bakteri tersebut.
Tunggu, yang kamu jelasin tadi bukannya genetic engineering? Apa hubungannya dengan synthetic biology?
Betul! Synthetic biology dan genetic engineering itu berkaitan erat. Banyak pakar yang menyebut synthetic biology sebagai Genetic Engineering 2.0. Synthetic biology hari ini telah berhasil mendobrak banyak keterbatasan genetic engineering di masa lalu. Misalnya kamu mau membuat bakteri yang bisa berpendar (fluorescence) di lab kamu. Dengan genetic engineering kamu harus mencari organisme hidup yang punya kemampuan berpendar (misalnya ubur-ubur Aequorea victoria), membawanya ke lab, mengekstrak DNA-nya, mengambil gen berpendarnya (gen green fluorescence protein), baru kemudian memasukkannya ke bakteri kamu. Dengan synthetic biology, kamu cukup googling sekuens DNA gen green fluorescence protein, pesan DNA sintetik via email, dan memasukkan gen tersebut ke bakteri kamu. Jauh lebih sederhana kan?
Wah keren! Nah kalo tentang nature inspired design itu apa?
Nature inspired design itu juga salah satu terobosan yang dibuat oleh synthetic biology. Intinya kamu membuat suatu gen baru yang tidak ada di alam, tapi pembuatannya terinspirasi dari alam. Masih dengan contoh yang sama, kamu mau membuat bakteri yang berpendar warna biru di lab. Tapi masalahnya di alam belum ditemukan ada gen berpendar berwarna biru. Yang ada hanyalah gen berpendar warna hijau, yang dikenal dengan gen green fluorescence protein (GFP). Dengan synthetic biology, kamu bisa melakukan computational modelling untuk merubah sifat protein GFP, dari yang tadinya menghasilkan cahaya hijau jadi menghasilkan cahaya biru. Tidak berhenti sampai situ, sekarang bahkan sudah ada membuat bakteri yang mampu mengoperasikan boolean logic loh!
Wah hebat! Dengan potensi sebesar itu, apa sih goal terbesar synthetic biology saat ini?
Fokus para synthetic biologist saat ini adalah mengembangkan standard biological parts, semacam katalog gen yang bisa diakses setiap orang. Bayangkan, nantinya ketika kamu mau mengembangkan bakteri dengan kemampuan tertentu, kamu cukup mencari gen-gen yang kamu butuhkan di katalog itu dan bisa memesannya via email. Suatu saat nanti lab-lab di negara berkembang tidak akan kesulitan lagi mendapatkan gen untuk penelitiannya.
"Teknologi masa depan untuk menemukan vaksin dan senyawa antibiotik baru"
- Dr. dr. Budiman Bela, Sp.MK(K), Dosen Fakultas Kedokteran UI
"Synthetic biology is doing with biology what we've done with electrical engineering, what chemical engineering has done for chemistry."
- Jay Keasling, professor of chemical engineering, UC Berkeley
"A future technology that could fuel us, heal us and feed us"
- David Willetts, UK science minister
"Tim iGEM UI tahun ini berhasil bikin strain baru e.coli yang bisa membantu screening infeksi tuberculosis loh. Cool ga?"
- Muhammad Hanifi, group leader iGEM UI 2013
"Let me ask my funding agency. ... I'll get back to you."
- Frederick Blattner, professor of genetics, University of Wisconsin, Madison
"I hope the day comes when making genomes is something everyone can do"
- Pamela Silver, a systems biologist, Harvard Medical School
